Hikmah Tahnik

Tahnik ini hukumnya sunnah.
Yaitu dilakukan di awal kelahiran
bayi sebelum mulut dan tenggorokan bayi kemasukan apapun.
Tahnik ini dilakukan dengan kurma atau madu.
Caranya adalah kurma dikunyah. Kemudian langit-langit mulut
bayi digosok dengan kunyahan kurma tersebut. Yaitu dengan
meletakkan kunyahan kurma di jari, lalu jari tersebut
dimasukkan ke mulut bayi dan digerakkan ke kanan dan kiri
dengan lembut hingga keseluruhan kurma ditelan oleh bayi.
Hikmah tahnik ini adalah menguatkan otot mulut dan
tenggorokan dengan gerakan lidah dan dua tulang rahang bawah
dengan jilatan. Sehingga anak siap untuk menghisap susu
dengan kuat.
Afdolnya tahnik ini dilakukan oleh orang yang soleh untuk
mengambil barokah. Dengan harapan si bayi juga menjadi orang
soleh.
Di dalam Sahihain dari Hadits Abu Burdah, dari Abu Musa r.a.
berkata,”Aku dikaruniai seorang anak. Lalu aku mendatangi Nabi SAW dan beliau memberinya nama Ibrohim. Lalu beliau
mentahniknya dengan kurma, mendoakannya dengan
keberkahan, dan menyerahkannya kembali kepadaku.”
Para sahabat terbiasa membawa anak-anaknya ke hadapan
Rasulullah untuk ditahnik. Dampaknya anak-anak tersebut
ketika dewasa menjadi para pemimpin umat, menjadi orang-
orang yang takut kepada Allah, dan menjadi orang yang soleh.
Bahkan mereka termasuk orang-orang yang mendakwahkan
agama Islam dan menyebarkan kalimat Lailaha Illallah.

Dikisahkan bahwa anak Abu Talhah sakit. Ketika itu Abu Talhah
sedang berada di luar rumah. Tak lama kemudian anak itu
meninggal. Ketika Abu Talhah pulang ke rumahnya, ia
menanyakan kabar anaknya kepada istrinya. Ummu Sulaim
menjawab,
“Dia tetap tenang seperti sebelumnya.”
Lalu Ummu Sulaim menghidangkan makan malam untuk
suaminya. Abu Talhah pun makan lalu mengumpuli istrinya.
Setelah itu barulah Ummu Sulaim mengabari kematian anaknya
dan berkata, “Kuburkanlah anakmu.” Keesokan harinya Abu Talhah menemui Nabi SAW dan
menceritakan kejadian ini.
Nabi SAW berkata, “Apakah tadi malam kau mendatangi istrimu?”
“Ya,” jawab Abu Talhah.
“Ya Allah berkahilah mereka berdua, “ kata Nabi SAW seraya berdoa.

Ummu Sulaim lalu hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Bayi tersebut langsung dibawa ke hadapan Nabi dengan
beberapa kurma.
Nabi pun mengunyah kurma tersebut dan
meletakkan di mulut bayi dan menggosokkannya.
Bayi itu pun
diberi nama Abdullah oleh Nabi SAW.
Abdullah ini lalu dikaruniai 9 anak yang semuanya menghapal
Alquran dan turut berjihad di jalan Allah. Ini adalah berkat doa
Nabi SAW. Sebagian sahabat yang ketika bayinya ditahnik oleh Rasulullah,
ketika dewasa mereka senantiasa bolak-balik ke rumah
Rasulullah. Kaki mereka melangkah ke rumah Nabi tanpa
mereka sadari. Ini menunjukkan ikatan batin mereka yang kuat
dengan Nabi SAW. Seakan-akan ada berkata kepada mereka,
“Pergilah ke rumah Nabi Muhammad.”
Ayah mereka berkata, “Pergilah ke rumah Nabi dan lihatlah wadah yang biasa dipakai Nabi berwudhu. Jika ada sisa air bekas
berwudhu, maka minumlah.” Sekelompok orang dari golongan Anshor mengutus anak-anak
mereka ke rumah Nabi tiap pagi untuk melihat wadah air yang
biasa dipakai Nabi untuk mencuci tangannya. Lalu mereka
pulang membawa sisa air itu untuk diminum keluarganya.
Al Imam Ahmad bin Hanbal bercerita tentang budak wanitanya
(jaariah) yang akan melahirkan anak sedangkan beliau sedang
tidur. Budak tersebut berteriak kesakitan seakan-akan mau
mati. Imam Ahmad langsung berdoa, “Semoga Allah memberimu kelapangan!” Doa itu dikabulkan oleh Allah. Seketika itu pula si budak
melahirkan seorang anak. Imam Ahmad pun mentahniknya
dengan kurma yang pernah memasuki Mekkah. Kisah ini menunjukkan pentingnya tahnik dan doa ketika
seorang wanita akan melahirkan.

(Dikutip dari dars Habib Umar – Kitab Tarbiyatul Aulad)

Leave a comment